Pembaca yang budiman…
Adapun dalil-dalil yang berasal dari sunnah Rasulullah sangat
bervariasi dan banyak. Ada yang secara jelas menyatakan perintah untuk
menutup muka. Ada yang memerintahkan agar mengenakan jilbab setiap kali
keluar rumah. Ada yang memerintahkan untuk menutup kedua telapak kaki
dan melonggarkan pakaian supaya dapat menutupinya. Ada yang menyatakan
bahwasanya wanita adalah aurat dan oleh karenanya maka harus ditutupi.
Ada yang menjelaskan larangan khalwat (berduaan) dan menemui wanita.
Dan, ada pula yang membahas tentang rukhsah atau keringanan bagi seorang
yang meminang untuk melihat wanita pinangannya. Begitulah, berbagai
sudut pembahasan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang
bertujuan menjaga dan melindungi kesucian, sifat malu, ghaîrah dan
kesopanan bagi para wanita yang beriman.
Sedang rangkaian petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut antara lain, adalah:
1. عن أم المؤمنين عائشة قالت: كان الركبان يمرّون بنا ونحن
مع رسول الله صلى الله عليه وسلم محرمات فإذا حاذوا بنا سدلت إحدانا
جلبابها من رأسها على وجهها فإذا جاوزنا كشفناه
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, “Terdapat rombongan yang
melewati kami, sementara kami kala itu bersama Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam sedang melaksanakan ihram. Jika mereka berpapasan
dengan kami, maka salah satu di antara kami menutupkan jilbabnya dari
kepalanya ke mukanya. Lalu jika mereka telah melewati kami, kami pun
membukanya kembali.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Daruquthni dan Baihaqi).
Hadis ini sebagai penjelasan sayyidah Aisyah radhiallahu ‘anha, yang
menceritakan keadaan wanita-wanita sahabat Rasulullah
radhiyallâhu’anhunna yang sedang menunaikan ibadah ihram bersama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, khususnya yang berkenaan dengan
adanya dua kewajiban yang saling bertentangan. Kewajiban-kewajiban
tersebut di antaranya adalah kewajiban bagi seorang wanita yang beriman
untuk menutup muka, dan kewajiban membuka muka bagi wanita yang sedang
menunaikan ibadah ihram. Jika wanita yang sedang ihram tersebut terlihat
oleh laki-laki yang bukan muhrimnya, maka pada saat itu, ia wajib
menutupi mukanya. Namun, jika bersamanya tidak terdapat laki-laki yang
bukan muhrimnya, maka ia pun wajib membuka mukanya, sebagai keharusan
yang mesti dilakukannya ketika menunaikan ibadah ihram. Dan,
Alhamdulillah, hadist ini dengan sangat jelas menyatakan kewajiban bagi
semua wanita yang beriman, untuk memakai hijab.
Ayat ini berlaku untuk umum, sebagaimana yang ada dalam tafsir ayat
ke-53 dari surat al-Ahzâb. Kemudian, dikuatkan pula oleh hadis berikut
ini.
2. عن أسماء بنت أبي بكر قالت: كناّ نغطّي وجوهنا من الرّجال وكنّا نمتشط قبل ذلك في الإحرام
Diriwayatkan dari Asma binti Abi Bakar radhiallahu ’anha, ia berkata,
“Kami menutup muka-muka kami dari penglihatan kaum laki-laki, dan kami
menyisir rambut kami terlebih dahulu ketika hendak melakukan ibadah
ihram”. (HR. Ibnu Khuzaimah dan Hakim, lalu Hakim berkata, “Hadis ini
sahih berdasarkan syarat imam Bukhari dan Muslim”, dan diperkuat oleh
imam Dzahabi). Wallohu a’lam bersambung, insyaa Alloh
0 komentar:
Posting Komentar